Sabtu, 25 Februari 2012

Janji Allah Digenapi; Markus 1: 9-15


Damien adalah seorang pendeta yang menjadi terkenal karena kerelaannya untuk
melayani penderita kusta. Ia pindah ke Kalawao, sebuah desa di Hawaii yang menjadi
tempat karantina untuk merawat orang-orang penderita kusta. Selama 16 tahun ia
tinggal ditengah-tengah mereka. Ia belajar untuk berbicara dalam bahasa mereka. Ia
membalut luka-luka mereka, memeluk tubuh-tubuh yang tidak seorangpun ingin
menyentuhnya, berkhotbah kepada hati-hati yang merasa dibiarkan sendirian. Ia
membuat 2000 peti mati dengan tangannya sendiri untuk menguburkan dengan
hormat para penderita kusta. Pada satu kali dia berkhotbah dan berkata, “kita, orang-
orang penderita kusta….”. Sekarang ia tidak hanya menolong tetapi menjadi salah
satu dari mereka. Pertama ia telah memilih untuk hidup seperti mereka; sekarang dia
akan meninggal seperti mereka meninggal.
Markus memperkenalkan Yesus dari sudut batin-Nya. Yesus datang pada Yohanes
Pembaptis secara incognito sama seperti orang-orang lain , Ia berdiri di tengah
manusia berdosa. Ia mendekati manusia sejauh mungkin supaya kelak dapat
melimpahinya dengan kasih-Nya. Dalam peristiwa Yesus dan Yohanes Pembaptis kita
menemukan sesuatu yang menarik, Yesus memahami seruan Yohanes Pembaptis
secara serius. Israel harus kembali ke padang gurun untuk membaharui diri. Langsung
sesudah bagian ini Markus menyajikan satu ringkasan mengenai karya Yesus sebagai
penggenapan. Yesus mengatakan “waktunya sudah genap”, artinya sudah tiba saat
peralihan yang amat menentukan arah terwujudnya janji Allah terdahulu. Kerajaan
Allah sudah menerobos masuk dalam sejarah manusia, dalam dan melalui Yesus.
Kasih dan belas kasihan Allah merupakan hal pertama yang terlampau penting bagi
kehidupan. Hal ini menjadi proklamasi Allah dalam Markus 1:11. Mengasihi bagi Allah
bukan hanya memberi tetapi menjadikan diri-Nya satu dengan yang akan menerima
pemberian-Nya. Banyak orang bisa memberi tetapi tidak pernah menjadikan dirinya
satu dengan yang diberi. Pemberian demikian tidak akan mendidik dan mengubah
seseorang. Tetapi pemberian yang menyatukan diri seperti Allah akan membawa
pendidikan dan pembaharuan.
Hal kedua yang juga penting disampaikan oleh Markus adalah pemerintahan Allah
dalam diri Yesus. Berita Kerajaan Allah bukan sekedar bermakna tempat tetapi lebih
pada pemerintahan Allah sendiri. Perhatikan terjemahan BIS Markus 1:15
Kata-Nya, "Allah segera akan mulai memerintah.
Bertobatlah dari dosa-dosamu, dan percayalah akan Kabar Baik yang dari Allah!"

Kerajaan Allah tidak sekedar ‘kingdom’ – kerajaan, tetapi sekaligus ‘kingship’ke-
Rajaan. Kasih-Nya yang memberi diri menjadi sebuah pemerintahan pada setiap orang
yang mengalaminya. Bahkan kasih Allah membawa pengharapan, pemerintahan-Nya
membawa setiap orang punya tujuan. Perhatikan kata euangelion : kabar baik. Ini
bukan ciptaan umat Kristen. Kata ini sudah dikenal lama sebelum tarikh Masehi dan
dipakai oleh bangsa Yahudi. Ada perbedaan antara orang Roma dan Yahudi terhadap
kata ini. Bangsa Roma selalu memahami kabar baik sebagai pemberitaan tentang
peristiwa yang sudah terjadi. Tetapi orang Yahudi memahaminya sebagai
pemberitaan tentang suatu peristiwa eskatologis yang akan terwujud dalam waktu
dekat. (Yes.52:7-10).
Mengasihi dan memberi pengaruh dalam hidup ini adalah dengan cara Allah.
“Waktunya sudah genap.” Inilah yang saya maksud dengan cara Allah. Kata “waktu”
adalah kata ‘kairos’, kata ini tidak bicara kronologis waktu. ‘Kairos’ adalah titik yang
menentukan apa yang sudah diatur oleh Allah sendiri dan yang membawa
pembaharuan. Dengan demikian setiap orang yang berhadapan dengan ‘kairos’ harus
mengambil keputusan yang tegas.(cat. Stefan Leks; Tafsir Injil Markus; p. 53). Waktu
yang sudah genap menurut Allah bukan sekedar bicara ‘kapan’ tetapi seutuhnya.
Kairos Allah bukan sekedar kapan, tetapi kesempatan yang menentukan selanjutnya.
Seseorang yang melewatkan kesempatan akan sekaligus kehilangan kelanjutan dari
kesempatan itu.
Yesus sendiri adalah kairos itu. Anda melewatkan Yesus dalam hidup Anda berarti
Anda kehilangan semuanya yang terbaik. Selamat menemukan kairos Allah dalam
Yesus Kristus. Pdt. Hadyan T. Sembiring Meliala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar